1.1 Teknologi tempa memiliki sejarah panjang
Penempaan memiliki sejarah yang panjang dan telah mendorong peradaban manusia ke dalam "Zaman Besi". Kapasitas pembuatan alat manusia mendorong kemajuan sejarah, sedangkan alat dan teknik produksi mendorong perkembangan sejarah manusia.
Tiga Tahapan Sejarah Manusia: Pada tahun 1836, Christian Huensen Thomsen mengusulkan "tiga Tahapan" sejarah manusia, yang dibagi menjadi Zaman Batu, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi menurut bahan yang digunakan orang untuk membuat perkakas mereka. Meskipun tembikar digunakan secara luas, itu tidak "mengantar" era dengan sendirinya sebagai bejana, tetapi teknologi tembikar mendorong perkembangan metalurgi, pengecoran, penempaan, dan proses pembuatan lainnya.
Penerapan perkakas batu, perkakas perunggu, dan tembikar meletakkan dasar penerapan teknologi tempa dan perkakas besi.
Penggalian bahan baku selama penggunaan perkakas batu memudahkan penemuan logam. Menurut temuan arkeologi, sekitar 2,5 juta tahun yang lalu, manusia pertama kali muncul di Afrika Timur, salah satu ciri utamanya adalah awal pembuatan dan penggunaan alat-alat batu, manusia juga memasuki Zaman Paleolitik. Sejak sekitar 10.000 SM, manusia mulai membuat dan menggunakan perkakas batu gerinda, dan memasuki Zaman Neolitikum.
Dalam penggalian batu, manusia menemukan logam murni. Emas, perak, dan tembaga pertama kali ditemukan dan digunakan oleh manusia karena sifat kimianya yang relatif lembam. Sekitar 9000 SM, manusia mulai menempa perak murni dan tembaga murni. Pada tahap awal, produk tempa sebagian besar berupa ornamen kecil. Pada tahap selanjutnya, dengan bertambahnya logam murni, mereka juga mulai menempa beberapa alat, terutama tembaga murni. Tetapi perkakas batu masih menjadi perkakas produksi yang dominan pada masa itu, dan sangat sedikit perkakas logam murni yang dipalsukan. Bagaimanapun, aktivitas penempaan logam alam telah memperkaya pengetahuan manusia tentang logam.
Munculnya kiln tembikar memberikan suhu tinggi dan atmosfir reduktif, yang memfasilitasi pengembangan metalurgi. Perkembangan industri tembikar membuka jalan bagi penempaan. Sejak Zaman Paleolitik, selain perkakas batu sebagai perkakas, manusia juga mengembangkan keterampilan lain - membuat tembikar. Tungku yang dihasilkan oleh pembuatan tembikar dapat mencapai suhu tinggi lebih dari 900 derajat Celcius pada awal 6000 SM, dan menyediakan atmosfer pengurang CO2. Pada masa awal manusia, kayu adalah bahan bakar utama. Di lingkungan dengan oksigen yang tidak mencukupi, gas CO yang dihasilkan oleh pembakaran kayu pada suhu tinggi dapat mereduksi oksida besi merah (Fe2O3) dalam tanah liat menjadi tetroksida besi hitam (Fe3O4). Penemuan metalurgi adalah proses yang panjang. Butuh lima atau enam ribu tahun bagi umat manusia untuk mengekstraksi tembaga murni pertama dari perkakas batu.
Teknologi pengeboran telah memperluas saluran untuk mengumpulkan logam. Untuk minum air, orang dahulu mengembangkan teknologi penenggelaman sumur. Sebagai batu, bijih umumnya disimpan di gunung batu dan batuan bawah tanah, dan teknologi penenggelaman sumur memberikan kemampuan penambangan bawah tanah manusia; Perkembangan teknologi metalurgi juga sangat meningkatkan semangat umat manusia untuk mencari bijih naik turun gunung.